Friday, October 8, 2010

untittled

Akuu puas dengan seluruh masa masa yang sudah terlewati. Aku melewati masa kanak kanak dengan baik. Dengan gembira. Dengan bermain. Aku melewati masa remaja dengan baik. Bergaul. Berorganisai. Bersosial.

Aku menikmati semuanya. Aku menikmati masa masa menjabat sebagai pemimpin di beberapa organisasi ketika SMA. Aku menikmati menjadi bagian dari Rumah Zakat untuk menjadi bagian dari anak dhuafa. Aku menikmati menjadi salah satu pemain music dalam marching band atau pun tim kolaborasi kelasku. Aku menikmati menjadi penulis.

Aku memilih untuk Fokus kuliah ketika aku ke Bandung. Sengaja untuk tidak mencari organisasi yang bisa aku ikuti, kecuali turut bergabung dalam kegiatan mengajar di SLB. Dan aku menikmati. Menikmati masa masa kuliahku, kosan-kampus-jalanjalan. Tanpa organisasi. Hasilnya? Memuaskan. Untuk membalas kejelekan akademik ku ketika SMA. :P

Lulus dengan baik aku memilih untuk kerja. Aku yang memilih. Allah memudahkan semuanya. Aku di terima di 2 perusahaan yang menurutku baik. Allah memberikan ku pilihan untuk bekerja.

Aku memilih kerja saat TA ku belum selesai sama sekali. Ak bekerja sambil menyusun TA. Beraat sekali. Berat sekali membagi waktu. Pada akhirnya, TA ku selesai. Menjadi orang pertama Sidang dan Lulus yang terbaik. Semuanya baik baik saja. Menunjukkan ak masih baik dalam managing waktu. Bahkan diantara kepadatan menyusun TA dan kerja ak bisa jalan jalan ke jogja dengan hanya 36 jam.

Ak memutuskan untuk melanjutkan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi. Sambil kerja tentunya. Sampai akhirnya, ak berada pada puncak kejenuhan dalam dunia kerja. Terlintas pikiran aneh aneh yang seharusnya gg ada.

Umur ku belum genap 20 tahun. Ak masih ingin bermain. Bersantai santai. Ak berangkat kerja di saat temen temen kosan masih terlelap. Ak kuliah sambil kerja. Terkadang 2 sisi yang gg sinkron. Aku kerja mikirin tugas kuliah. Aku kuliah mikirin kerjaan. Aku bolos kerja demi kepentingan kuliah. Begitu juga sebaliknya. Tiba tiba nya semua serba melelahkan. Ak pulang dalam keadaan sangat capek. Bawaannya pengen istirahat. Udah tidur di saat anak anak masih bercerita dan bercengkrama. Bahkan terkadang, aku pulang di saat anak anak uda tidur. (*pulang larut malam). Ak takut kuliah ku keteteran. Ak masih pengen focus dan tetep pengen dapetin nilai yang baik. Toh, semuanya gg terbukti. Ak masih bisa dapet nilai baik dengan kondisi yang seperti ini.

Aku sempet nangis beberapa kali ketika puncak kejenuhan ini. Rasanya ingin mundur. Ingin kembali seperti dulu. Yang hanya kuliah dan bermain. Alhamdulillah, Allah masih melindungi saya dari hal hal negative. Ak sholat dhuha. Ak puasa. Ak di motivasi orang orang terdekatku.

Sampai akhirnya, mencoba berfikir dengan jernih. Ak meluruskan kembali niatku. Kerja ini buat apa? Niat awal kerja apa? Ak gg mau jadi orang yang merugi. Di saat ak dimudahkan untuk kerja, temen temen diluar sana masih banyak yang belum dapet kerja dan pengen kerja.

Ketika orang orang sering berkata “ak ngiri sama ko, mi”, “hidupmu sempurna, ommee”, “saya bangga pada anda”, “kamu yang hebat”. Malu jika rasanyaa ak tetap mengeluh dan merasa gg sempurna di saat yang lain terlalu berlebihan menilai ak.

Banyak orang orang yang jadi inspirasi dalam masa pemikiran menjernihkan pikiran. Sahabat sayaa, yulia yusmaningsih. Beliau lebih dulu kerja. Lebih dulu berjuang. Di saat waktu itu ak masih maen maen. Masih berorganisasi. Beliau uda duluan menjadi tulang punggung keluarga. Dibanding ak? Gg ada apa apanya dehh. Dan pastinyaa seluruh Ayaah di dunia, terutama ayahku yang gg pernah sekalipun mengeluh tentang keadaan. Papa selalu dan selalu bersyukur serta mengucapkan Alhamdulillah DALAM KEADAAN APAPUN.

Papaaahh, I love you. :)

4 comments:

Bermunajat kepada Allah SWT said...

Nurul...papa senang masih semangat belajar dan berkarya...

Teruslah nikmati hidup ini dan selalu bersyukur agar nikmat kita ditambah..dan sabar bila ada kejenuhan..tentu ada hikmah dibalik itu.

kalau capek dng kerja, berhenti aja.nggak apa2..fokus belajar, kata ma2

nophe said...

Anak yang baik....

Yuni said...

Kakak umi, Yuni termasuk satu dr sekian orang yg iri ituuuu. Pengin deh bisa gitu. Hm tapi ada satu kutipan, kita mestinya fokus sama apa yg kita miliki skrg maka Tuhan akan mdtgkan lebih, jgn fokus utk apa yg kita gak punya karna rasanya bakal kurang elulu (lupa deh gimana kalimatnya tp gitu pokoknya intinya)hee jadi yuni juga mau fokus ah sm yg yuni punya ini ^^ cepat lambat yn juga akan merasakan hal yg sama spt kakak. Kakak sukses terus yaa rinduuuu...

Athur Alam said...

saat membaca tulisan ini, aku seperti membayangkan diriku sendiri yang ada dalam cerita ini... banyak kesamaan yang kita alami...

sungguh ini sebuah cerita yang sangat inspiratif, disampaikan dengan sederhana tetapi sangat menyentuh...

memang inilah realitas sebuah proses yang dinamakan hidup.. dengan rencana, perjuangan dan pengharapan untuk bisa kembali kepadaNya...

di saat yang tepat...