Monday, March 28, 2011

From Daughter To Mother

Selamat Ulang Tahun, mama! :)

Tahun ketiga mama ulang tahun, dan kita (Nurul dan Mama) sedang tidak bersama. 2 Tahun lalu, nurul sedang menuntut ilmu tahun pertama, di PDC. Setahun yang lalu, nurul sedang progress buat TA dan sedang sambilan kerja di BPS. Dan tahun ini, sebenernya Nurul merencanakan untuk pulang, mam. Untuk bawain cake di hari ini pulang ke rumah, yang sudah nurul rencanakan di awal bulan. Untuk mama. Tapi beginilah manusia, hanya bisa merencanakan. Banyak hal hal yang tiba tiba menggagalkan semuanya. Uang yang harus dipake untuk bayar kuliah. Waktu yang ternyata untuk wiken ini banyak yang harus dikerjakan. :)

Tidak bersama bukan berarti segalanya yaa mam. Hampir 17 tahun nurul barengan terus sama mama. Tanpa pernah terpisah (*tidak seperti Teh Sinta yang pernah pisah setahun dengan kita). Nurul selalu berada di dekat mama. Sampai akhirnya Nurul lulus SMA dan harus kuliah di Bandung.

Walaupun pernah pada suatu masa, nurul bikin mama nangis. Bikin mama kecewa. Sampai akhirnya Nurul tahu mama adalah yang terbaik. Sampai kapanpun. Bagi Nurul, mama pendamping papa yang baik. Yang selalu mendukung papa. Mensupport kita anak anaknya dan mengajarkan kita untuk ber demokrasi.

Mama selalu membebaskan kita, anak anaknya untuk menjalani hidupnya masing masing. Mengikuti ekskul yang kita minati. Mendaftarkan kita di tempat bimbel untuk menambah belajar selain disekolah. Bukan berarti mama selalu meng ‘iya’ kan semua mau kita. Mama tetap mengarahkan. Ketika nilai Nurul jeblok, ga sedikitpun mama marah. Mama papa tetap support. Selalu bilang, ‘gpp. Yang penting uda berusaha’. Ketika Nurul nyasar di Hutan dan baru kembali ke rumah menjelang tengah malem, mama ga marah. Pas di Tanya, ‘mama ga nyariin nurul?’, mama Cuma jawab, ‘yang penting kan sekarang kamu uda dirumah’. Mama emang simple. Ga pernah ribet. Bukan berarti ga peduli.

Ketika nurul lulus Fikom Unpad. Rasanya, nurul senang sekali. Menurut nurul, kuliahnya teh sinta itu ‘aku banget’. Tapi engga bagi mama. Mama nyaris no respon ketika itu. Ga ada kata Alhamdulillah. >.< yang ada mama ga mau ngobrol sama Nurul. Intinya ketika itu, mama ga mau nurul berada satu jurusan sama teh Sinta. ‘Mama pengen 4 anak mama, beda jurusan semuanya’ begitu ujar mama. -.-

Sampai ada surat Undangan dari Telkom PDC. Nurul forward suratnya ke rumah. Dan mama langsung menyarankan dengan semangat. Sementara Nurul ketika itu, tidak bersemangat sama sekali.

Demi menyenangkan mama, demi menyangupi keinginan papa. Telkom PDC pun di pilih. Hari hari pertama kuliah, nurul pernah nelf papa sambil nangis di angkot. Nurul bilang ga sanggup kuliah di situ. Pengen libur aja setahun. Spmb lagi ambil psikologi. Papa dengan sabarnya bilang, ‘tunggu seminggu yaa, kalo emang susah. Berhenti aja kuliahnya. Gpp. Tahun depan spmb lagi’

Dan mama, kau tahu. Arahanmu ga salah. Instingmu tajam. Nurul bisa survive di PDC. Bisa ngikutin materi kuliah. Sampai akhirnya bisa ngebanggain papa mama ketika itu.

Mama melarang kemaren itu, bukan berarti mama ga memberikan kebebasan. Mama Cuma berusaha mengarahkan anak anaknya untuk sukses :)

Tanpa arahan mama ketika itu, mustahil nurul bisa hidup seperti sekarang. Bisa bekerja. Bisa kuliah dan bisa sering jalanjalan seperti halnya sekarang. :D

Dulu, 2 tahun lebaran ga pulang, Nurul sakit demam sekian hari sampai test darah menunjukkan Nurul demam berdarah. Mama papa panik. Sebentar sebentar papa kirim uang. Mama bolak balik nanyain kabar. Sampai akhirnya nurul harus rawat inap. Mama terbang ke Bandung dengan harga tiket 3x lipat lebih mahal dari biasanya. Untuk pertama kalinya, mama naik pesawat sendirian ke Jakarta, celingak celinguk naik Bis ke BSM dan langsung ke rumah sakit. Hanya untuk Nurul.Mama datang, nyium Nurul sambil ngelus ngelus. Ada raut khawatir dan kelegaan di mata mama. Untuk pertama kalinya, mama, nurul, teh sinta lebaran di Bandung. Papa, yusuf dan rama di Batam.

Yang nurul inget, waktu nurul libur panjang di Batam. Setiap hari nurul selalu terbangun dengan suara ngaji mama selepas mama sholat dhuha. Mama rajin dhuha, rajin dan selalu pengen belajar ngaji. Mama ga pernah nyuruh tapi mama mencontohkan untuk kita rajin untuk sholat dhuha, sholat hajat dan ngaji setiap hari

Terlalu banyak hal menyenangkan antara kita mam. Antar hati hati kita yang terikat dengan ‘ikatan batin’. Hari ini di ulang tahun mama yang 49 tahun. Tidak seperti tahun lalu, nurul ngasih mama sesuatu. Kali ini Nurul Cuma bisa ngasih rangkaian foto ini. Mama paling suka majang foto di ruang depan. Foto mama papa di Mekkah, foto kami – anak anak mama, foto teh sinta wisuda, terakhir pas nurul pulang kemaren, mama ngotot ke papa untuk mencetak foto wisuda nurul. Walaupun tanpa mama di situ. Foto nurul dipajang. Wish oneday, frame ini juga terpajang dirumah mungil kita.

Terimakasih mama,

Untuk tetap berada di belakang papa dalam menjaga keluarga ini, menjadi wakil kepala keluarga dengan baik. Untuk mendidik, mengarahkan dan memberikan kami tauladan contoh yang baik untuk anak anak papa mama ini.

Inilah keluarga kita ma, keluarga yang selalu ada canda tawa dalam rumah kecilnya. Keluarga yang demokratis. Keluarga yang selalu ada buat mama, papa, teh sinta, nurul, yusuf dan rama.

frame buat mama!

Teh Sinta, Nurul di sini, bukan berarti ga mau di rumah bersama mama disana. Kita pengen belajar, merintis kerja di Bandung. Kita pengen nunjukkin, kalo mama punya kita yang bisa di banggain. Seperti halnya kami bangga dan sayang sama mama. :)

Panjang umur yaa ma, papa masih perlu mama untuk mensupport beliau. Kami anak anak mama, masih butuh dukungan mama. Butuh doa mama. Doa Ibu yang makbul itu.(*katakata tehsinta :p) We love you mom. Our Angel, our inspiration :)

love,

Nurul.

*selesai ditulis tepat jam 00.06, 26 maret 2011. Happy birthday mom!