Monday, October 25, 2010

dunia kerja itu .. like this :)

Cukup ah yaa mellow mellow nya ngebahas gg enaknya kerja itu. Apalagi kerja sambil kuliah. Capek. Tapi sebenernya semuanya indah kalo emang ngelakuinnya dengan ikhlas dan senang hati :)

Beberapa point ini juga yang ak pikirkan ketika dalam puncak kejenuhan dan keputusasaan ak. Dan bahan pertimbangan selama ingin mengundurkan diri menjadi karyawan :P

Kerjaanku simple, tidak memeras otak. Tapi butuh ketekunan dan kerajinan :P ak hanya seorang documentator yang kerjanya itu mendokumentasikan hal hal yang perlu didokumentasikan dalam Aplikasi yang develop oleh sebuah team dalam format dokumen.

Pertama, pada saat ini proyek yang ak kerjakan adalah aplikasi untuk Flexi dimana untuk mendapatkan informasinya, terkadang kita harus ke Jakarta. Beberapa kali ak kejakarta untuk urusan kantor ini. Baik hanya untuk meeting beberapa jam. Meeting setengah hari. Sampai meeting berhari-hari. Akomodasinya bisa bareng sama orang Telkomnya dan seringnya naik Travel. Untuk pertama kalinya meeting di Jakarta, karena naik mobil pribadi, kita jadi rada muter muter. Ak mengitari bundaran HI :P (*selama ini Cuma ngeliat di sinetron). Selanjutnya, ak menaiki Travel bandung – Jakarta dan sebaliknya. Selama ini, transportasi umum yang belum pernah ak naikin adalah Travel. Dan yang paling menyenangkan, ak nginep di salah satu hotel berbintang di Jakarta untuk Workshop. Dapat kamar dilantai 7 dan Sendirian. Pemandangan Jakarta dari lantai 7 indaah sekali, apalagi kalo malem :D sayang saja ak sendirian.

Kedua, kantorku memberikan fasilitasi kepada setiap karyawannya untuk mendapatkan NPWP dan Jamsostek. Suka pamer aja ke orang orang, ak yang masih kecil ginii uda punya kartu NPWP :P

Ketiga, kerjaan ku yang masih bisa disambi dengan bersosial di dunia internet. Alat komunikasi d kantor adalah Gtalk (Google Talk) dan teman teman kampus ku juga banyak yang menggunakan Gtalk. Jadi kerja sambil chatingan membuat waktu jadi gg berasa :P Facebookan, Twitteran dan Kaskusan bisa juga dikerjakan sambilan (asal tau diri dan batas batas jam pemakaian)

Keempat, ini masalah aktifitas keagamaan. Alhamdulillah, ak mendapat rekan kerja yang suka Puasa Senin Kamis dan membuat ak cukup termotivasi untuk eksis di Puasa Senin-Kamis. Dan setiap senin-kamis di Telkom sendiri selalu ada Ceramah siang. Jadi, kalo lagi puasa, cukup duduk manis di mesjid, mendengarkan sampai tertidur. :P Sholatku jadi lebih teratur. Adzan selalu berkumandang keras disetiap ruangan di Telkom, dan mesjid adalah tempat yang nyaman dan sangat dirindukan. Sekalian olahraga, setiap jam solat ak selalu menuruni tangga dari lantai 8 menuju lantai 2. Terkadang suka sambil berlari agar tidak ketinggalan jamaahan.

Kelima, Pola makan yang teratur. Gg seperti ketika ak kuliah dulu. Ak bebas saja makan siang jam 11 atau baru makan siang jam 3. Di kantor, ak makan siang diantara jam 12.00 – 13.00. iyaak. Sesuai jam kantor tepatnya. Makan malem pun jadi teratur antara jam 18.00 – 19.00. di sela sela jam istirahat ngampus. Secara sendirinya jam makanku menjadi teratur. Alih alih kalo sedang ada meeting, makanan sehat mahal dan Gratis :D :D sekalian merawat dompet agar tak lekas kempes.

Intinya mah gitu, semua terasa nyaman kalo emang ak menikmati. Sungguh nikmat Allah yang manakah yang aku dustakan?

Jadi, sekarang kalo lagi bĂȘte kerjaan kudu inget point point diatas. Toh, weekend ak juga punya banyak waktu untuk main :)

Hayyoo, yang mau kerjaa? Kerja itu menyenangkan kok :D

Friday, October 22, 2010

Yang tertinggal itu tentang Naluri Ibu

Ada yang ketinggalan dalam cerita sebelumnya a.k.a untitled. Ada Naluri ibu dalam cerita itu. Di hari kesekian ak mengalami kejenuhan, ak berangkat kerja dengaan sangat malas dan terbebani. Ketika itu, seharusnya emang ak refresing. Tapi ketika itu, kerjaan saya sedang padat padatnya dan dikejar kejar deadline. Semuanya sempurna membuat hari hari saya begitu berat.

Baru saja membuka leptop. Ada telf masuk dari Kantor papah di hpku. Bukan yang aneh emang, papa emang lumayan sering menghubungiku via telf kantornya. Tapi hari ini ak ngerasa tidak sedang mood untuk mengangkat telf beliau. Walau akhirnya ak mengangkatnya.

Entah kenapa, baru saja ak bilang ‘hallo’ air maata ku mengucur dengan sendirinya. Ak tetap melanjutkan pembicaraan dengan menahan tangis. Obrolan kembali dilanjutin dan papa member kabar, ‘mama semalem mimpi, katanya d mimpi itu nurul terlihat lelah sekali’

HUAAAAAAAAA. Air mata semakin deras keluarnya. Dan semakin ak tahan ketika berbicara dengan papa. :D

Sampai akhirnya pas ak nutup telf. Ak mengambil wudhu. Menuruni tangga darurat dari lantai 8 ke lantai 2. Memasuki mesjid. Tampak lenggang sekali. Ada beberapa ibu ibu yang sedang melakukan sholat dhuha. Ak pun mengambil mukena dan melaksanakan sholat dhuha. Air mata mengucur disetiap rakaatnya. Kebayang mama, kebayang rumah dan kebayang kasur :P :P

Berdoa dan menangis sepuas puasnya ak di situ. Mengeluarkan unek unek ke Yang Maha Tahu. Satu hal yang pasti, ‘Naluri ibu itu gg pernah salah’ J

Friday, October 8, 2010

untittled

Akuu puas dengan seluruh masa masa yang sudah terlewati. Aku melewati masa kanak kanak dengan baik. Dengan gembira. Dengan bermain. Aku melewati masa remaja dengan baik. Bergaul. Berorganisai. Bersosial.

Aku menikmati semuanya. Aku menikmati masa masa menjabat sebagai pemimpin di beberapa organisasi ketika SMA. Aku menikmati menjadi bagian dari Rumah Zakat untuk menjadi bagian dari anak dhuafa. Aku menikmati menjadi salah satu pemain music dalam marching band atau pun tim kolaborasi kelasku. Aku menikmati menjadi penulis.

Aku memilih untuk Fokus kuliah ketika aku ke Bandung. Sengaja untuk tidak mencari organisasi yang bisa aku ikuti, kecuali turut bergabung dalam kegiatan mengajar di SLB. Dan aku menikmati. Menikmati masa masa kuliahku, kosan-kampus-jalanjalan. Tanpa organisasi. Hasilnya? Memuaskan. Untuk membalas kejelekan akademik ku ketika SMA. :P

Lulus dengan baik aku memilih untuk kerja. Aku yang memilih. Allah memudahkan semuanya. Aku di terima di 2 perusahaan yang menurutku baik. Allah memberikan ku pilihan untuk bekerja.

Aku memilih kerja saat TA ku belum selesai sama sekali. Ak bekerja sambil menyusun TA. Beraat sekali. Berat sekali membagi waktu. Pada akhirnya, TA ku selesai. Menjadi orang pertama Sidang dan Lulus yang terbaik. Semuanya baik baik saja. Menunjukkan ak masih baik dalam managing waktu. Bahkan diantara kepadatan menyusun TA dan kerja ak bisa jalan jalan ke jogja dengan hanya 36 jam.

Ak memutuskan untuk melanjutkan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi. Sambil kerja tentunya. Sampai akhirnya, ak berada pada puncak kejenuhan dalam dunia kerja. Terlintas pikiran aneh aneh yang seharusnya gg ada.

Umur ku belum genap 20 tahun. Ak masih ingin bermain. Bersantai santai. Ak berangkat kerja di saat temen temen kosan masih terlelap. Ak kuliah sambil kerja. Terkadang 2 sisi yang gg sinkron. Aku kerja mikirin tugas kuliah. Aku kuliah mikirin kerjaan. Aku bolos kerja demi kepentingan kuliah. Begitu juga sebaliknya. Tiba tiba nya semua serba melelahkan. Ak pulang dalam keadaan sangat capek. Bawaannya pengen istirahat. Udah tidur di saat anak anak masih bercerita dan bercengkrama. Bahkan terkadang, aku pulang di saat anak anak uda tidur. (*pulang larut malam). Ak takut kuliah ku keteteran. Ak masih pengen focus dan tetep pengen dapetin nilai yang baik. Toh, semuanya gg terbukti. Ak masih bisa dapet nilai baik dengan kondisi yang seperti ini.

Aku sempet nangis beberapa kali ketika puncak kejenuhan ini. Rasanya ingin mundur. Ingin kembali seperti dulu. Yang hanya kuliah dan bermain. Alhamdulillah, Allah masih melindungi saya dari hal hal negative. Ak sholat dhuha. Ak puasa. Ak di motivasi orang orang terdekatku.

Sampai akhirnya, mencoba berfikir dengan jernih. Ak meluruskan kembali niatku. Kerja ini buat apa? Niat awal kerja apa? Ak gg mau jadi orang yang merugi. Di saat ak dimudahkan untuk kerja, temen temen diluar sana masih banyak yang belum dapet kerja dan pengen kerja.

Ketika orang orang sering berkata “ak ngiri sama ko, mi”, “hidupmu sempurna, ommee”, “saya bangga pada anda”, “kamu yang hebat”. Malu jika rasanyaa ak tetap mengeluh dan merasa gg sempurna di saat yang lain terlalu berlebihan menilai ak.

Banyak orang orang yang jadi inspirasi dalam masa pemikiran menjernihkan pikiran. Sahabat sayaa, yulia yusmaningsih. Beliau lebih dulu kerja. Lebih dulu berjuang. Di saat waktu itu ak masih maen maen. Masih berorganisasi. Beliau uda duluan menjadi tulang punggung keluarga. Dibanding ak? Gg ada apa apanya dehh. Dan pastinyaa seluruh Ayaah di dunia, terutama ayahku yang gg pernah sekalipun mengeluh tentang keadaan. Papa selalu dan selalu bersyukur serta mengucapkan Alhamdulillah DALAM KEADAAN APAPUN.

Papaaahh, I love you. :)