Friday, June 10, 2011

mencari Ilmu itu tak pandang umur

Ga ada mimpi saya bisa seperti sekarang. Di benak saya dulu, akan menjadi mahasiswa Psikologi. Sempat nyoba nyoba untuk beasiswa psikologi paramadina. Atau di universitas swasta mana aja tapi psikologi. Ketika bimbel, pilihan bermunculan. Minat juga ke akutansi. Sampai akhirnya test D3 UNPAD milih akutansi sama Komunikasi. Lulus mulus di Fikom Unpad tapi ga di restui mama.

Nyasar mantap ke informatika. Ke dunia computer. Dan aku mencoba menikmatinya. Semalem, di kelas English. Untuk temen temen seangkatan, aku hanya b6. Duduk bersama linda, beli putu, mas alif, eja dan hary d deretan meja paling depan.

Kelas ini rame, 3 baris dengan panjang kursi 20an nyaris terisi ¾ nya. Yang mencenangkan adalah ketika aku membalikkan badan ke belakang dan menemukan seorang bapak bapak yang rambutnya sudah ubanan duduk di baris k2. Disampingnya seorang perempuan cantik yang katanya sudah menikah.

Mungkin inginku saat itu aku ga ada dikelas itu. Ada di kelas regular selama 4 tahun. Menikmati masa kuliah saja. Bermain. Organisasi. Menunggu kiriman.

Kenyataannya, Allah pengen ngasi ‘wawasan’ sama aku lebih dari itu. Ia hanya member aku waktu 1.5 tahun untuk menikmati masa kuliahku. Dan memberikan rizki berupa kerjaan. Aku duduk semalem, karena aku harus kerja di siang hari dan mencari ilmu di malem hari. Dengan orang orang yang niat belajar. Dengan orang orang yang mau mencari ilmu.

Sebagian besar dari mahasiswa adalah pekerja. Kita sama sama ke kampus dengan tenaga sisa. Dengan puing puing semangat yang tersisa. Ada yang seorang suami, seorang istri dan ada juga saya. Seorang anak :p

Tapi kalo ngeliat semangat dari mahasiswa yang kebanyakan dari bapak bapak ibu ibu itu, bikin aku salut luar biasa. Semangatnya bikin aku malu. Apalagi yang sudah berkeluarga. Banyak hal yang harus di pikirkan. Apalagi kalo ibu ibu, huwaaaa. Kebayang beliau pada bangun shubuh. Menyiapkan sarapan dan melayani suaminya. Pergi bekerja. Malemnya kuliah. Dan baru bisa ketemu keluarga lagi malem.

Pernah, ada seorang ibu yang tak kelihatan masuk. Dan ternyata sedang mengurusi anaknya yang sedang sakit. Inget kisah pak warji? Seorang bapak yang seumuran sama papahku yang baru saja memulai kuliahnya setelah anaknya di Wisuda sarjana, sementara beliau sendiri hanya menempuh pendidikan Diploma di umurnya yang sudah kepala 5. Beliau yang mengorbankan pendidikannya untuk anak anaknya terlbih dahulu. Subhanallah :)

Di samping kebanggaan luar biasa pada mahasiswa – pekerja dan berkeluarga. Bangga juga sama sang dosen tadi malem. Seorang dosen yang pernah kerja di Dinas Pendidikan dan sudah pensiun, masih semangat sekolah S3. Umurnya juga sudah tak lagi muda. Tapi semangatnya luar biasa.

Allah memberi jalanku seperti ini. Supaya aku jauh lebih bersyukur. Tidak hanya bisa menghabiskan uang seenak jidat. Banyak orang tua hebat yang mengalah demi anak anaknya. :)

Carilah olehmu ilmu seolah olah kamu akan hidup seribu tahun lagi. Beribadahlah kamu seolah olah akan mati esok

jaman jaman MID. pak Warji yang ada di samping hary :D

bersyukur yuuk menjadi diri kita yang sekarang. :)

love,

isnaini nidita ;)

No comments: