Tuesday, August 9, 2011

“Engga :) Cuma kangen ko aja”

Mungkin dulu salah aku mendatangi tiba tiba, d saat yang menurut aku tepat tapi ga tepat menurut ko. Di saat menurut aku ini benar dan ga benar menurut ko. Dan setelah itu hancurlaaahh semuaa. Itu karena ibu ko, karena ibu ko yang always nyariin ko ke aku. Yang shubuh shubuh mastiin ko baik baik aja ke aku. Yang beberapa kali nelfonin ke aku, bilang ko ga bisa dihubungi. Malem itu, Cuma ingin menyempurnakan kecurigaan aku selama ini. Dan ternyata benar. Feeling aku ke ko yang uda hampir 9 tahun temenan emang ga pernah bohong.

Aku sesak pas denger suara ko malem itu d tempat itu. Aku berasa ga napak kaki. Aku masih berharap itu bukan ko d tempat itu. Dan ko ada d situ di tempat itu dalam keadaan seperti itu. Aku kehilangan diri kita. Diri kita. Diri kita yang dulu jadi aktivis smansa dengan jilbab kita putih kita yang kompakan nan lebarlebar. Aku rindu dirimu yang selalu bawa bawa boneka pooh dengan alat itung dzikir d tangan.

Dateng aku malem itu, Cuma pengen ngasih tahu, kalo setidaknya aku care sama ko. Seharusnya ko sadar itu. Besoknya, lakilaki itu confirmasi. Lakilaki itu bilang ko banyak masalah. Ko kangen bapak ko. Ko butuh orang. Kenapa mesti ke tempat itu. Kenapa ga ke kostan aku? Kenapa ga ke kamar aku yang seperti biasa ko jadikan tempat untuk nangis? Kenapa ga bertemu aku? Kenapa memilih dia yang baru ko kenal beberapa bulan dari pada aku yang nyaris 9 tahun berteman denganmu?

Setelah hari itu, kau menjauh. Padahal aku tak sekalipun berniat menjauhimu. Setelah itu, aku sempat galau. Dan yang kepikiran pada saat itu adalah ko. Kemana ko? aku butuh ko waktu itu. Dan ko memiliih bersama lakilaki itu dengan membiarkan aku nangis sendirian. Kepikiran sih, ‘ini yaa yang ko selalu bilang sahabat?’ nyatanya pada saat itu emang ko membiarkan aku sendiri. Hari itu aku belajar bahwa, aku emang harus siap ditinggal sendiri di saat duka. Dan dikerubungi banyak orang ketika aku senang.

Aku belajar berdiri sendiri. Aku belajar tanpa ko. dan tiba tiba ko nelfon nangis nangis. Aku ninggalin kantor, menanggalkan tugas aku yang harusnya masih bisa aku sempurnakan. Aku hampiri ko. aku dengerin ko. disitu, bisa bisanya ko ngomong (yang menurut aku) rada ngebentak dan bilang, irinya ko dengan keluarga aku. Setiap orang itu punya masalah masing masing dengan kuatnya masing masing orang menghadapi masalah itu. Kalo ko iri sama aku, aku mungkin bisa jauh lebih iri sama ko. aku iri ngeliat ko bisa fokus kuliah. Masih bisa maen. Masih beli baju. Ngoleksi sepatu. Tanpa mengurangi jatah harian ko dari jam 8 – jam 5. Tapi nyatanya, Allah bilang aku kuat dengan kondisi kerja kuliah organisasi seperti ini. Begitu juga dengan masalah ko. kenapa ko yang ngadepin masalah kaya gtu. Karena kata Allah Cuma ko yang bisa.

Jangan ko pikir, aku ga pernah care sama ko semenjak itu. Aku masih rajin ngeliatin facebook ko dan menemukan wall dari temen ko yang uda d komen nyaris sama 50 orang. Keesokan harinya, ko setting facebook itu supaya orang lain ga bisa nulis wall atau sekedar tagged post. Aku baca itu. Aku tahu itu. Aku ga akan se care itu kalo aku ga sayang sama ko. sayangnyaa ko nganggap aku bener bener ga ada.

Suatu hari, tanpa sengaja aku mendapati ko di kampus aku. Bersiap dibonceng. Aku dibelakang mu. Aku teriak teriak di punggungmu. Dan ko? membalikan badan untuk menyapa ku pun enggan.

Minggu kemaren, pas dateng di markas panitia gebyar. Mereka bilang, ko bakal wisuda. Ngenes deh aku yaa, ngedenger (yang katanya) sahabat aku mau wisuda dari mulut orang lain. Aku hanya diam.

Esoknya, ko telepon aku untuk nanya nanya kebaya. Disitu aku masih berharap ko masih mau ngasih info tentang wisuda ko. dan nihil. Kau tetap ga mau ngasih tau aku tentang hari bahagia ko itu. Oke fine, sepertinya emang ko ga pengen aku ada di hari itu.

PM itu keluarga. Bukan organisasi. Komandan itu hanya sebutan. Ada ga ada aku, PM tetap ada. Seperti keluarga, ga ada yang namanya mengundurkan diri. PM pernah menjadi keluarga yang hangat. Dan pernah menjadi rumah bisu yang penuh pertengkaran. Aku pernah menegur ummul, tapi dengan itu bukan berarti aku ga sedih ketika dia meninggalkan PM. Aku pernah bermasalah dengan Putri, tapi dengan itu bukan berarti aku ga sibuk dan ga peduli ketika Ayahnya berpulang. Toh nyatanya sekarang kita bisa kembali seperti dulu. Ummul Putri semua kembali ke kita. Sama kaya ko, aku menegurmu sayaang. Bukan berarti aku ga akan lagi tak akan pernah mau tau tentang urusanmu. Aku masih disini. Menunggu kabarmu. Dan nyatanyaa, sekian kali aku merasa diabaikan dan tak dianggap.

Inget jaman ko kecelakaan. Siapa yang nemenin ko check up. Empit empitan di kamar ko untuk menyimak keluhan keluhan ko mau amputasi amputasi. Siapa yang selalu ada jadi ojek buat nganter ko kemana mana. Ngejemput ko dmana aja ko mau. Nyatanya, ko lupa sama semuanyaa.

In this your graduation day, wish you all the best nyot.

Aug 5,2011 – 08.58 PM

“Nyong. Aku mau pindahan. Minta kontak no mobil pick up dong”

Aug 6, 2011 – 12.29 PM

“maaf nyung br bls. Ni no nya xx.xx btuh bantuan?”

Aug 6, 2011 – 3.39 PM

“Engga :) Cuma kangen ko aja”

No comments: