Wednesday, February 29, 2012

Pulau Harapan, Kepulauan Seribu


Masuk ke homestay, disambut dengan es sirup. Suguhan yang tepat untuk udara Pulau Harapan saat itu. Panasnya jawara. Menikmati makan siang, sholat, leyah leyeh dan cus ngumpul di dermaga untuk melakukan snorkeling.
Sebelum snorkeling kita berhenti di sebuah pulau yang tidak berpenghuni. Untuk menggunakan alat alat snorkeling.
Pulau ga berpenghuni
Sebelum ini, aku pernah snorkeling pura pura di Pangandaran. Yang Cuma di pinggiran, dan itupun ga keliatan apa apa. Itu juga di bawah pengawasan temen temen yang raramean. Aku pernah diving di Bali, itu bersama kakak dan 2 adik aku. Kelemahan aku dalam 2 hal ini adalah, aku panikan. Aku gugupan dan ga santai.
Jadi pas snorkeling di pangandaran, gagal pisan explore bawah lautnya. Pas diving, aku sukses kemasukan air di mata, telinga dan mulut. Mabok pas nyampe kapal lagi. Batuk parah, mata merah. Dan sekarang sok sok an nyari trip yang ada snorkeling nya, sendiri pula. Dan aku baru ngeh, kalo snorkeling ini di tengah laut pisan. Nia bodoh! Ahahahahahah. *ngetawain nista diri sendiri*
Belom terjun aja uda gugup. Orang orang di kapal, seenak jidatnya uda pada loncat2 aja kaya ga ada beban. Aku masih gigit bibir kelu di kapal. Dan akhirnya, ngeberaniin diri nyemplung. (nyemplung ga pake loncat). Trus uda di air bingung, diem. Ga tau gimana caranya, aku tiba tiba meminta mas mas yang bisa berenang dan ga pake pelampung untuk nemenin aku snorkeling.
“sana mba. Ke tengah.”
“kaga bisa berenang mas.”
“lah. Ga bisa?”
“temenin saya yuk mas”
Buahahhaha. Alhasil, bersamanya aku keliling2 dan terpukau pukau dengan keindahan di bawah sana. Nebeng puto puto di kamera air nya Mas Aldi, dan pede meninggalkan mas mas nya ketika ketemu mba tika. Ahahhaha. Kali ini, muter muter sama mba tika. Trus sendiri lagi. Ketemu Mba yuni, gandeng lagi. Ahahhaha.

Setelah lelah berputar putar dan berfoto foto, kita kembali naik ke atas kapal. Aku duduk di samping mas mas tadi di ujung kapal. Mas mas tadi yang ngebantu ternyata awak kapal yang tugasnya ngelempar jangkar. Ahahahah :DD
Aku bertanya banyak hal, dan dia menjawab banyak hal. Berdasarkan penuturannya, Pulau harapan adalah salah satu satu dari 20 pulau yang dihuni diantara ratusan pulau lainnya. Pulau Harapan memiliki lahan sekitar 20.000 ha, dengan jumlah penduduk 2.500 jiwa. Pulau harapan dengan dermaganya yang rapi dan susunan rumahnya pun demikian. Kendaraan yang sering melintas, sepeda becak dan beberapa sepeda motor.
“saya sebenernya ga pengen ada motor di pulau harapan. Bikin polusi” komentar si mas ma situ.
Aku bercerita tentang pulau tidung yang sering di bicarakan orang di Kota. Lebih terkenal ketimbang pulau Harapan.
“Mereka emang focus untuk mempromosikan pulau mereka. Tidak halnya dengan kami. Saya malah pengen tidak usah di promosikan. Saya ingin masyarakat yang datang dengan keinginannya sendiri. Tidak tahu dari yang lain. Toh orang orang yang ke Pulau tidung juga snorkeling ke daerah sini. Eh iya, foto foto yang mereka jadikan gambar untuk menarik orang bukan di pulau itu, tapi di pulau sekitarnya ini.” ujarnya lagi.
Di kapal, mas wawan sempet cerita cerita tentang perbedaan pulau Pramuka dengan pulau Harapan. Pulau Pramuka menjual keberagaman permainan, sementara Pulau Harapan menyajikan pemandangan. Benar saja, ketika aku Tanya ke si mas mas baik hati itu, “pulau pramuka, menyediakan fasilitas banana boat, penangkaran” sementara Pulau Harapan belum memiliki itu.
Cerita terhenti sampai kami merapat di sebuah pulau ga berpenghuni yang sangaat indah. Pasirnya putih. Bersih. Jernih. Ga ada sampah.


Kita turun hanya untuk berfoto foto dan melihat ikan yang bisa kita lihat dari atas laut. Awesome!
Cukup untuk berfoto foto, kami menaiki perahu lagi untuk mencari spot spot untuk snorkeling. Dan kali ini lebih indah. Si mas mas baik hati, kembali menawarkan jasanya, “mau saya temani lagi mba?”, tentu saja tidak aku tolak. Karena lebih dangkal, kita bisa mengijak terumbu karang dan berdiri diatasnya. Maka kali ini, si mas mas nya tidak perlu berlama lama menemaniku. Sesekali masih mencari orang orang yang aku kenal untuk aku ajak barengan. Dan perlahan aku belajar snorkeling sendiri. Dan akhirnya belajar berenang. Badan dan hati ini menyatu dengan air. Dengan sesuatu ciptaan Indah di bawah laut sana. Ah, senang sekali.
Setengah 6, kami uda menaiki kapal kembali untuk pulang ke homestay. Di kapal, aku melihat proses matahari akan tenggelam. Dan itu, ah, lagi lagi aku mengucap subhanallah. Indah sekali.
Dan semuanya sempurna, ketika aku bisa ngelihat sunset di dermaga Pulau Harapan. Terimakasih untuk suguhanMu di Pulau ini, Allah :)


No comments: