Thursday, February 23, 2012

Tangkuban Perahu

Melihat sudut hijau kota Bandung, ga hanya di Ciwidei, beranjaklah ke arah Lembang. Suatu wilayah di Bandung yang engga lagi asing di telinga. Di daerah sini, kita bisa menimakti wisata alam Tangkuban Perahu, Ciater, Air Terjun Maribaya, D’Ranch, Cikole dan lain lain.

Pertama kali saya ke Tangkuban Perahu ketika masih dalam masa BimBel di Bandung, pertengahan tahun 2008 bersama teman teman se SMA. Kemudian, kembali lagi menikmati kawahnya bersama Guru Bahasa Indonesia Saya, sekitaran tahun 2009. Ulang tahun sahabat saya, pertengahan tahun 2010 dan terakhir, awal 2012 bersama teman teman SMP saya.

Tidak ada yang berubah dari kawah ini, masih sejuk dan enak untuk dinikmati. Saya pernah kerepacker dengan naik mobil ke arah lembang. Rp. 20.000,- per orang, sejenis mobil minibus sampai bawah tangkuban, selanjutnya nyarter mobil beramai ramai dengan harga nego, sekitar Rp. 10.000,- per orang. Selanjutnya, kita wisata menuju GOA yang lumayan jauh dari pusat tangkuban, masuk GOA nya hanya 2 ribu perorang, kalo saya ga salah. Selanjutnya, saya selalu menggunakan kendaraan jika ke daerah sini. :D

Nah, arah ke Lembang berbeda dengan arah ke Ciwidei, arah ke arah sini lebih sering macet, maka saya sarankan, naik Motor adalah pilihan yang tepat. Kita bisa nge-dadah-dadah-in mobil mobil yang kebanyakan berplat B kejebak Macet. :D Untuk masuk ke Wisata Tangkuban Perahu naik Motor, cukup membayar Rp. 31.000,- untuk 2 orang dan 1 sepeda motor + Rp. 2000,- untuk biaya parkir. Untuk tarif Mobil, saya lupa :D *selalu naik motor kalo masuk di sini*

Ngomongin sejarahnya yuukk, Gunung tangkuban Perahu mempunyai ketinggian 2.084 meter. Bentuknya Stratovulcano dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang. *wajar, baunya kemana mana*, mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap berelang. Suhu rata rata di sini adalah 17 derajat pada siang hari dan 2 derajat pada malam hari. Wow! Pantes, aneh rasanya kalo kesini ga bawa jaket. :D

Asal-usul Gunung Tangkuban Parahu dikaitkan dengan legenda Sangkuriang, yang dikisahkan jatuh cinta kepada ibunya, Dayang Sumbi. Untuk menggagalkan niat anaknya menikahinya, Dayang Sumbi mengajukan syarat supaya Sangkuriang membuat perahu dalam semalam. Ketika usahanya gagal, Sangkuriang marah dan menendang perahu itu, sehingga mendarat dalam keadaan terbalik. Perahu inilah yang kemudian membentuk Gunung Tangkuban Parahu.

Gunung Tangkuban Parahu ini termasuk gunung api aktif yang statusnya diawasi terus oleh Direktorat Vulkanologi Indonesia. Beberapa kawahnya masih menunjukkan tanda tanda keaktifan gunung ini. Di antara tanda gunung berapi ini adalah munculnya gas belerang dan sumber-sumber air panas di kaki gunung nya di antaranya adalah di kasawan Ciater, Subang.

Keberadaan gunung ini serta bentuk topografi Bandung yang berupa cekungan dengan bukit dan gunung di setiap sisinya menguatkan teori keberadaan sebuah telaga (kawah) besar yang kini merupakan kawasan Bandung. Diyakini oleh para ahli geologi bahwa kawasan dataran tinggi Bandung dengan ketinggian kurang lebih 709 m di atas permukaan laut merupakan sisa dari letusan gunung api purba yang dikenal sebagai Gunung Sunda dan Gunung Tangkuban Parahu merupakan sisa Gunung Sunda purba yang masih aktif. Fenomena seperti ini dapat dilihat pada Gunung Krakatau di Selat Sunda dan kawasan Ngorongoro di Tanzania, Afrika. Sehingga legenda Sangkuriang yang merupakan cerita masyarakat kawasan itu diyakini merupakan sebuah dokumentasi masyarakat kawasan Gunung sunda purba terhadap peristiwa pada saat itu. -- Wikipedia



Pertama kali ke Tangkuban - 2008

2009

2010

2012

Oleh Oleh :)

No comments: