Saturday, May 5, 2012

April di Pulau Pari


Sebuah bbm masuk dari Gemasih Pintanine Gayo, temen trip aku waktu di Pulau Harapan, February silam. “De, kapan nge trip lagi? *lagi nyoba bangkit lagi*” Mba ine adalah temen seru jaman aku nge trip sendirian ke Pulau Harapan bersama mba yuni dan Mas Wawan. Mereka sangat sangat welcome dan baik sekali. 

Beberapa minggu setelah itu, Ayahnya Mba Ine di panggil Allah. Mba ine sempat ‘jatuh’. Mba ine yang sempet antusias menyusun rencana trip Karimun Jawa, akhirnya melepaskan aku dan Mba yuni untuk trip duluan di bulan Maret. Kata Mba yuni, Mba ine kurusan, jadi pendiem dan Jadi sering ngelamun. BBM masuk hari itu, buat aku ikut bersemangat. Terbayang serunya trip lagi bareng beliau. Mana, di bulan April aku sempet stress luar biasa di makan data. Yak, aku butuh travelling. 

Dan disinilah aku, 28 February 2012, 06.30 a.m. Pom Bensin Muara Angke. Bersama mba yuni, mba fifi (temen trip di Karimun Jawa) dan teman temannya Mba fifi. H-2 Mba Ine membatalkan tripnya karena harus menemani ibunya ke Bekasi. 

Trip kali ini kembali dengan tema Laut, snorkeling. Tempatnya, masih seputaran Jakarta, Pulau Pari. Pulau Pari termasuk dalam bagian dari Kepulauan Seribu, di tempuh sekitar 2 jam dari Muara Angke manaiki kapal Kayu. 



“Rindang” komentar pertama saya ketika memasuki Pulau ini. Banyak pohon yang menutupi Jalan menjadi terlihat agak teduh. 11 sepeda telah berjejer rapih di depan Homestay kami, Homestay Ibu Tuna, namanya. Melihat namanya, sudah ngebuat kita laper. xD 

Kali ini, selain bersama Mba Yuni dan Mba Fifi (2 orang yang pernah trip bareng saya sebelumnya) ada temen temen sekantornya Mba Fifi. 6 Orang.  Jadi kita ber9, di tambah 2 orang guide. Mba Lina dan sepupunya. 

Jam 10 lewat sedikit, disaat kita baru saja sampai di Homestay, seorang bapak sebagai guide lokal sudah membawakan makanan siang untuk kami. Judulnya kecepatan makan siang. :D
Jadwal snorkeling masih jam 1, kami masih punya waktu 2,5 jam untuk melakukan Pendekatan dengan Pulau ini dengan bersepeda. Yippiyey! Serasa film full house kami mengendarai sepeda beriringan ke salah satu pinggiran Pulau Pari. 


Hamparan Pantai bersih yang banyaaaaakk sekali bintang lautnya. Sang bapak menemani kami, memotret kami dengan sabar nya. :)  

PS : Foto Atas : Mba Yuni sama Mba Fifi. KarJaw's tripMate :D  



Dalam mengarungi pantai kecil itu, saya ngobrol banyak hal sama si bapak. Pulau pari terdiri dari sedikitnya 700 jiwa dengan kurang lebih 250 kepala Keluarga. Dibawah asuhan 1 RW dan 4 RT. Memiliki satu bangunan sekolah SD dan SMP yang disatukan.  Memiliki satu mesjid yang sudah beroperasi selama 24 jam. Puskesmas dan terdapat 1 gedung LIPI.  


Jam 1, kami di antar untuk mengunjungi spot spot snorkeling. Masih ada rasa nyaman ketika menyeburkan diri bersama air. Walau trip ini serasa terlalu cepat. Sebulan sekali aku nge trip. Sebulan sekali aku snorkeling. Selalu tepat sebulan sekali. Melihat ‘sesuatu’ di bawah laut sana, melupakan sejenak hiruk pikik Jakarta, melupakan kerjaan, melupakan kesendirian, melupakan kejenuhan. Aku masih bahagia.
Untuk snorkeling yang ke tiga kalinya ini, aku berusaha melepas life jacket dan mencoba bisa ngapung2 tanpa pelampung, dan GAGAL sodarah sodarah. Emang kodratnya, saya ga bisa berenang. Bisanya berendem. Ahahaha. 

2 tempat spot telah kami jamahi, dan tetap Indah. Walau letak keindahan dan kepuasannya berbeda dari Pulau Harapan dan Pulau Karimun Jawa, Underwater Indonesia masih indah di mata aku untuk dinikmati.  Aku jatuh cinta pada ciptaanNya dalam laut. Dan baiklah, aku ketagihan. xD



Kapal membawa kami ke suatu pulau ga berpenghuni. Yang bener bener tidak memiliki penjaganya, sehingga banyak sekali sampah kiriman Jakarta yang berserakan. Mungkin ada kami menemukan 5 tas berbagai macam dari tas kerja sampai tas spongebob, sepatu yang hanya ada sebelah sebelah. Belum bungkus bungkus makanan. 


 Di Pulau itu, yang-saya-lupa-nanya-nama-pulau-nya-apa kami menemukan bulu babi. Bulu babi yang bisa menyebabkan badan gatal gatal kalo lagi snorkeling. Ternyata bulu babi itu bisa di makan. Bapak yang baik hati, membukanya untuk di makan. Makan bulu babi? Aku? Aku Cuma jadi penonton, berasa nonton fear factor. Tapi kata yang makan, enak kaya makan daging biasa. Ahhahaah. 

 Bulu Babi ini seperti ini

Kita kembali ke Main Island, Pulau Pari. Sambil nunggu sunset, kita dibolehin nyebur lagi. Snorkeling lagi. PR banget di saat badan kita uda kering, kita di suru nyebur lagi. Daaaannn, setelah aku terjun 5 menit, foto foto bareng sunset, udahan. Kita naik lagi ke kapal. Ahahaha. Huasem. 
 
Kita ngantri mandi sambil makan bakso. Segarnya. Makan bakso pedas dalam keadaan badan masih basah. Nikmatnya.. 

Jam 7 malem, kita di jemput untuk menikmati makan malam sambil bbq-an di suatu tempat di temani music music seru. Menuju tempat tersebut dan kembali ke homestay tentunya menggunakan sepeda. Gowes terus.


Sempet pillow talk di kamar bareng Mba yuni sama Mba Fifi, keketawaan heboh yang berujung pada saling terlelap satu sama lain tanpa mengucapkan selamat tidur dan selamat malam.

No comments: